Minggu, 22 Januari 2017

Sakit Adalah Sahabat Saya #Day22


Judul tulisan di atas adalah saya kutip dari tulisan keren tentang sakit karya Bapak GobindVashdev. Isi tulisannya dulu pernah saya baca di website www.gobindvashdev.com  , tapi saya cari lagi sudah gak ada arsipnya, mungkin sudah dihapus. Nah pas kemarin saya tanya-tanya tentang buku terbarunya berjudul “99 Wisdom”, kapan terbitnya?  Saya juga tanya tentang tulisannya yang berjudul “Sakit Adalah Sahabat Saya”. Dan Alhamdulillah, saya dikasih tulisannya via email.



Mengapa saya sangat tertarik dengan tulisan beliau yang berjudul : “Sakit Adalah Sahabat Saya”. Karena menurut pendapat saya, isi tulisannya sangat bagus, penting dan bermanfaaat banget buat orang-orang yang sedang mengalami sakit. Dan bagus juga buat kamu........iya kamu........kamu yang lagi membaca tulisan ini.  Hahahahaaaa J



Tulisan  “Sakit Adalah Sahabat Saya” itu ada 3 jilid, satu jilid tulisannya sekitar 1000 kata. Memang panjang sih tulisannya, tapi tetap enak dibaca kok. Saya juga bolak balik baca, tetap bisa menikmati tulisannya. Banyak isi tulisannya yang tidak umum menurut kebanyakan orang. Tapi kalau dipikir-pikir, emang bener sih pendapat beliau tentang sakit. Bahwa sakit itu bukanlah musuh manusia, sakit itu adalah sahabat. *Untuk lebih jelasnya, saya kutip kata-kata beliau di bawa ini :



“Hampir semua orang saya pastikan ingin menghindar dari sakit atau rasa sakit, tak perduli seberapa kecilnya sakit itu, beberapa diantaranya mengutuk rasa itu, bila penyakit menetap di tubuh sering kali dianggap layaknya musuh, kita berusaha dengan segala metode menyingkirkan selekasnya.



Sakit bukanlah petaka apalagi hukuman, sakit adalah sebuah mekanisme tubuh untuk menggapai titik imbangnya, tidak berbeda dengan alam semesta dan semua isinya yang selalu bergulir menuju titik keseimbangan begitu pula yang terjadi pada badan ini. Dalam bahasa lain upaya alami dari tubuh ini disebut Homeostasis.



Sakit adalah bagaikan saudagar kaya yang memborong hampir seluruh kesadaran akan tubuh, bagaimana tidak? Kita tiba-tiba menjadi sadar 100% mempunyai gigi, tatkala gigi meradang. Perhatian penuh tersita oleh jantung, dikala detaknya berontak. Kita ngeh dimana letak empedu, disaat terdapat batu didalamnya. Atau tiba-tiba kita punya waktu belajar a sampai z tentang kalori, ketika kolestrol menggunung.



Sakit adalah guru besar yang mengajarkan kita untuk menerima apapun yang terjadi, termasuk kematian.Tatkala kita menyadari dan menerima keadaan yang sedang dan akan terjadi, langkah hidup menjadi ringan.



Ada baiknya kita melihat sakit sebagai sahabat, merangkulnya seperti memeluk saudara kembarnya yang bernama sehat. Disaat kita mampu memeluk keduanya, disaat itulah kesadaran sejati memeluk diri kita.”



*bersambung.........




Penulis : Dani Kaizen

Purbalingga, Minggu 22 Januari 2017, Jam 22.25 WIB 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih sudah mampir di blog ini dan telah membaca artikel yang saya tulis diatas. Silahkan tinggalkan jejak kamu di kotak komentar, agar saya juga bisa mampir dan membaca tulisan di blog kamu. (untuk komentar dari blog kesehatan/penjual obat, maka saya anggap SPAM)

*Salam Blogger :-)

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...