Artikel ini adalah tulisan yang ke #29 dari saya
mengikuti tantangan menulis selama #30 hari (#30DWC - #30DayWritingChallenge). Alhamdulillah banget, hari ini saya masih bisa bertahan menulis sampai hari
yang ke #29 untuk menulis setiap hari tanpa henti selama #30 hari. Ternyata untuk konsisten
menulis setiap hari, itu sungguh sangat penuh perjuangan dan butuh semangat menulis
yang luar biasa sekali.
Menulis setiap hari tanpa henti selama #30 hari, itu ibaratnya adalah seperti kamu
sedang ikut lomba lari marathon(lari jarak jauh : 42,195 km), jaraknya jelas panjang dan pasti membutuhkan
napas yang kuat. Kalau napasmu lemah(baca: cepat capai), maka ditengah
perjalanan, pasti kamu akan menyerah dan bisa-bisa kamu pingsan ditengah lomba.
Begitupun juga, ketika kamu mengikuti tantangan
menulis setiap hari, tanpa henti selama #30 hari. Pada awalnya memang kamu penuh semangat untuk
menulis. Tapi ditengah perjalanan menulis, rasa malas menulis mulai datang
kepadamu. Seharusnya kamu menulis satu hari itu satu tulisan, tapi karena
kemalasanmu, satu hari terlewati tanpa kamu menulis.
Kalau satu hari tidak menulis, maka besoknya pasti
kamu akan semakin malas untuk menulis. Karena ternyata “tidak menulis” itu rasanya
kok enak dan nikmat banget. Kamu jadi tidak usah berpikir apa yang mau ditulis,
dan kamu juga bisa leyeh-leyeh nonton televisi, rebahan main HP, atau tidur cantik . *ngaku aja deh...hehehe
“Tapi saya kan sibuk”, atau “tapi saya kan banyak
pekerjaan”, begitulah alasan2 yang sering dikatakan oleh kamu. Percayalah, setiap
alasan yang kamu katakan, pasti adalah cuma sebuah pembenaran diri sendiri, itu
hanya untuk menutupi kemalasanmu dalam menulis. Kemalasanmu menulis selalu diawali dari seringnya kamu menunda-nunda untuk menulis. Dan semakin kamu suka
menunda-nunda menulis, hasilnya adalah kekalahan dan penyesalan kamu dikemudian hari.
Tapi taukah kamu? Terkadang, saya juga dihinggapi rasa malas untuk
menulis. Rasanya malas banget untuk menulis. Bahkan untuk menulis satu paragraf
saja, rasanya kok sulit banget. Tapi saya yakin, rasa malas menulis itu
hanyalah sementara saja. Dan kalau saya “memaksakan diri” untuk menulis satu
paragraf, maka biasanya akan tercipta paragraf-paragraf yang lainnya.
Contohnya adalah artikel/tulisan ini, tadinya saya
sudah malas banget untuk menulis dan rasa-rasanya mau menyerah saja. Tapi saya
teringat dengan Quote/kutipan kata-kata dari “mas” Thomas A. Edison :
“Banyak kegagalan hidup terjadi, karena orang-orang tidak menyadari betapa dekatnya mereka dengan kesuksesan ketika mereka menyerah.” ( #ThomasAlfaEdison)
“Banyak kegagalan hidup terjadi, karena orang-orang tidak menyadari betapa dekatnya mereka dengan kesuksesan ketika mereka menyerah.” ( #ThomasAlfaEdison)
Quote/kutipan kata-kata diatas “makjleb” banget buat
diri saya. Saya jadi semangat lagi untuk menulis. Yang tadinya saya mau
menyerah, eh gak jadi deh. Rasanya sayang sekali kalau saya menyerah di hari
yang ke #29 ini. Karena “finish” sudah di depan mata. Tinggal selangkah/satu hari lagi,
dan saya bisa menyelesaikan tantangan menulis ini. *Ayo semangat !
******************************************
*Intinya adalah jangan
sampai kamu putus asa, apalagi sampai kamu menyerah. Tetaplah semangat! Selesaikanlah apa yang sudah kamu mulai. Karena finish/tujuan
sudah dekat, dan kemenangan sebentar lagi akan kamu raih. J
Penulis : Dani Kaizen
Purbalingga , Rabu 18 November 2015, Jam 23.29 WIB
Selamat menempuh garis finish #30 day writing challange (y)
BalasHapus@Ratna Dwi J, oke....terimakasih untuk suportnya... :-)
Hapus