Jika kita berbicara tentang kekalahan, maka di dunia
ini tak ada orang yang suka dengan kekalahan. Kita biasanya selalu ingin menang
terus, walaupun pada kenyataannya tidak mungkinlah kita menang terus menerus.
Suatu hari pasti kita akan dikalahkan oleh orang lain. Bisa kalah karena lawannya
lebih kuat dan hebat atau bisa juga kalah karena “kesombongan” diri kita
sendiri (malas latihan dan juga meremehkan lawan).
Mengapa orang-orang tak suka dengan kekalahan? Mungkin karena kekalahan itu membuat hati kita
jadi sedih dan sakit. Bahkan banyak orang yang suka protes dan ngamuk-ngamuk(baca
: merusak), ketika dirinya atau teamnya kalah
dalam suatu pertandingan yang di ikutinya. Mereka tidak rela kalau orang lain yang menang,
kepenginnya dirinya yang harus jadi pemenang dan menjadi juara satu.
Padahal dalam suatu pertandingan/kompetisi, menang
dan kalah adalah wajar dan memang begitulah peraturannya. Siapa yang
siap(disiplin latihan) merekalah yang akan menang. Dan siapapun dia yang tidak
siap(malas latihan), maka kemungkinan besar dia akan “dibantai” dan kalah dalam
suatu pertandingan.
Ada juga orang-orang yang “kalah sebelum perang”,
maksudnya adalah dia kalah sebelum bertanding. Mentalnya sudah jatuh dulu
sebelum mengikuti pertandingan. Orang yang kalah sebelum perang itu sering disebut
juga dengan PENGECUT. Seorang yang
pengecut itu tak punya keberanian alias nyalinya tak ada. Mungkin saja dia badannya
besar, tapi nyalinya sungguh kecil. Atau mungkin saja dia pintar dan hebat,
tapi sayangnya dia tak punya keberanian.
Seorang pengecut itu selalu punya “banyak alasan” untuk tidak mengikuti suatu pertandingan.
Jika ada orang lain yang mengajak dia untuk mengikuti kompetisi/pertandingan,
maka jawabannya pasti penuh dengan berbagai alasan . Alasan-alasan yang dia
ucapkan sekedar hanya untuk menutupi KETAKUTAN dia mengikuti suatu pertandingan.
Ketakutan yang berlebihan juga telah “meracuni” pikiran
dan hati teman-teman saya yang suka menulis. Yaitu pada saat mereka saya ajak untuk
mengikuti tantangan #30DWC (30 Day Writing Challenge), yaitu tantangan menulis
selama 30 hari nonstop. Banyak teman-teman saya yang “kalah sebelum perang”,
alias kalah sebelum mengikuti tantangannya. Padahal mereka belum PRAKTEK
MENULIS satu haripun, tapi sudah mengelak dengan berbagai alasan. Ada yang
katanya gak bisa menulis setiap hari, gak ada waktu, sibuk kuliah, sibuk
sekolah, sibuk bekerja dan alasan-alasan
lainnya.
Namanya juga “tantangan”, ya pasti berat dan
membutuhkan perjuangan yang luar biasa. Di butuhkan niat dan kesungguhan yang
tinggi untuk berhasil dalam suatu tantangan. Begitupun juga tantangan menulis
selama 30 hari ini. Saya sih merasa yakin dan optimis, saya bisa
menyelesaikannya sampai hari yang ke 30/terakhir. Kalau kamu tanya : “Kok kamu bisa
begitu yakin?” Ya karena saya gak “banyak alasan” dan juga saya gak “suka
menunda-nunda”. Karena kalau saya banyak alasan , maka saya pasti akan selalu
mencari “pembenaran diri” untuk tidak mengikuti tantangan ini. Dan kalau saya
suka menunda-nunda terus, maka saya pasti akan malas untuk mulai praktek menulis.
Sebenarnya, menulis itu awalnya saja yang sulit. Tapi
kalau kamu sudah terbiasa, maka menulis itu menjadi mudah dan menyenangkan. Memang
pada mulanya, kamu harus “memaksakan” dirimu untuk segera “mulai praktek menulis”.
Minimal tulislah judulnya saja terlebih dulu. Karena dengan menulis sebuah
judul, itu akan membuat pikiran kamu punya bayangan, apa-apa yang harus nanti
kamu tuliskan.
Kalau kamu masih merasa bahwa menulis itu sulit,
saya punya tips agar kamu dalam menulis bisa mengalir lancar. Tips menulisnya cuma
ada tiga saja, yang pertama adalah : “Menulislah apa yang kamu sukai/hobi kamu.”
Yang kedua adalah “Menulislah apa yang kamu kuasai/keahlian kamu.” Dan yang
ketiga adalah “Menulislah apa yang pernah kamu alami/pengalaman hidup kamu.”
Mantra sukses menulis : Menulislah SEKARANG JUGA! Gak
pakai NANTI/banyak alasan dan juga gak pakai NANTI/suka menunda-nunda.
Dan ingatlah kata-kata dibawah ini :
Seorang PENGECUT/PECUNDANG, dia menutupi
KETAKUTANnya dengan banyak alasan dan suka menunda-nunda. Seorang PEMENANG/SANG JUARA, dia menerima dan
menghadapi tantangan dengan KEBERANIAN yang luar biasa. (Dani Kaizen)
Penulis : Dani Kaizen
Purbalingga, 24 Oktober 2015, jam 22.36 WIB
*Sumber Gambar : http://astitbercerita.blogspot.co.id/2011/11/pengecut-selalu-burukkah.html
*Sumber Gambar : http://astitbercerita.blogspot.co.id/2011/11/pengecut-selalu-burukkah.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih sudah mampir di blog ini dan telah membaca artikel yang saya tulis diatas. Silahkan tinggalkan jejak kamu di kotak komentar, agar saya juga bisa mampir dan membaca tulisan di blog kamu. (untuk komentar dari blog kesehatan/penjual obat, maka saya anggap SPAM)
*Salam Blogger :-)